Rancangan Peledakan

MEKANISME PECAHAN BATUAN
1. Proses Pemecahan Tk I ( Dynamic Loading)
Saat badak meledak, P tinggi menghancurkan batuan sekitar lubang ledak. Gelombang kejut merambat dgn kec 3000-5000 m/s mengakibatkan tegangan tangensial yg menimbulkan rekahan menjari yg menjalar dr lubang ledak. Rekahan menjari I terjadi dlm 1-2 ms

2. Proses Pemecahan Tk II (Quasi-static loading)
sehubungan dgn gelombang kejut yg meninggalkan lubang ledak pd proses I adalah +. Apabila mencapai bidang beas akan dipantulkan, tekanan akan turun dgn cepat, kemudian berubah menjadi – dan timbul gelombang tarik. Gel tarik merambat kembali ke batuan. Karna batuan lebih kecil ketahanannya terhadap tarikan daripada tekaann maka akan terjadi rekahan2 primer disebabkan karna tegangan tarik dari gelombang yg dipantulkan. Apabila tegangan regang cukup kuat akan menyebabkan slabbing/ spalling pada bidang bebas. Proses I dan II fungsi dr energi gel kejut : menyiapkan bat dgn sejml rekahan2 kecil utk proses pemecahan tk akhir.
3. Proses Pemecahan Tk III (Release of Loading)
Dibwh tek yg tinggi dr gas2 hsl peledakan mk rekahan radial primer (TkII) akan diperlebar scr cepat oleh kombinasi efek dr teg tarik disebabkan kompresi radial dan pembajian. Apabila masa bat di depan lub ledak gagal dlm mempertahankan posisinya bergerak ke depan mk teg tekan tinggi yg berada dlm bat akan dilepas seperti spiral kawat yg ditekan kmd dilepaskan. Efek dr lepasnya bat menyebabkan teg tarik tinggi dlm masa bat yg akan melanjutkan pemecahan hsl yg telah tjd pd proses pemecahan Tk II. Rekahan hsl dlm pemecahan Tk II menyebabkan bid lemah utk memulai reaksi2 fragmentasi utama pd proses peledakan.

3.2. RANCANGAN PELEDAKAN
-Geometri peledakan
-pola pemboran dan peledakan
-kebutuhan badak dan perlengkapannya
-produksi peledakan
-penanganan pasca produksi

3.2.1. Faktor Rancangan Yg Tdk Dpt Dikontrol
-Geologi : tipe batuan, tipe mineral dr batuan, proses pelapukan batuan
Faktor Pelapukan:
Komp mineral, factor klimatologi, uk butir/min, porositas n permeabilitas bat, hubungan/kontak antar bat, sifat pelarutan bat
-Sifat n kekuatan batuan
-Diskontinuitas Batuan
-Kondisi cuaca
-PengaruhAir

3.2.2. Faktor rancangan yg Dpt Dikontrol
1. Geometri Pemboran
-Diameter lb ldk, kedalaman lb ldk, inklinasi lbg ldk, tinggi jenjang, pola pemboran
2.Geometri Peledakan
-Burden, spacing, Panjang isian, Subdriling, steaming, pola peledakan, delay timing, sikuen penyalaan
3. Badak n Perlengkapannya
-Jenis & kekuatan badak, detonator, sb ledak dll.

I.Geometri Pemboran
a. Diameter Lubang Ledak :
Penentuan diameter tergantung oleh:
-Vol massa bat yg akan dibongkar
-tinggi jenjang dan konfigurasi isian
-tk fragmentasi yg diinginkan
-mesin bor yg tersedia
-kapasitas alat muat yg akan menangani material hsl peledakan
Diameter Lub ledak yg kecil:
-hanya utk ta/kuari dgn vol prod kecil
-krn B n S rapat mk jml lub ldk >
-biaya pemboran dan pldkn tinggi
Keuntungan Diameter Lub ldk besar (5 inch/ >) :
-Diameter isian > shg kec det >tinggi
-Produktivitas pemboran >tinggi
-Sistem pengisisan scr mekanik
-biaya pemb n pldkn relatif rendah
-produktivitas alat muat dpt meningkat krn area kerja produktif
b. Kedalaman Lub Ldk
Disesuaikan dgn tinggi jenjang. Kedlmn Lub ldk hrs > drpd tinggi jenjang.
c. Inklinasi Lub Ldk
Dpt tegak/miring. Arah penjajaran lub bor pd jenjang hrs sejajar utk menjamin keserapan burden dan spacing dlm geometri peledakan.
Keuntungan Lub ldk tegak:
-utk tinggi jenjang yg sama pjg lub ldk lebih pendek jk dibandingkan dgn lub ldk miring
-Kemungkinan tjd lontaran bat lebih sedikit
-lebih mudah dlm pengerjaannya
Kerugian:
-Penghancuran sepanjang lub ldk tdk merata
-> menghasilkan bongkahan pd daerah stemming
-menimbulkan tonjolan2 pd lantai jenjang
-Menimbulkan retakan ke belakang jenjang dgn getaran tanah.
d.Pola Pemboran
-Pola pemboran sejajar (parallel):
pola dgn penempatan lub2 ldk dgn baris yg berurutan dan sejajar dgn burden
-Pola pemboran selang-seling (staggered)
pola pemboran selang seling lub2 ldk terletak pd brs yg berurutan tdk sejajar.

2.Geometri Peledakan

A.Geometri Peledakan C.J. KONYA
1.Burden :
jarak tegak lurus terpendek antara muatan badak dgn bidang bebas yg terdekat / ke arah mana pelemparan bat akan tjd.
B = 3,15 De ( Sge/SGr ) 0,33
B = [(2Sge/SGr + 1,5)]De
B = 0,67 De ( Stv/SGr) 0,33
B : burden (ft)
De : Diameter lub ledak (inch)
SGe : SG badak
Stv : relative bulk strength (ANFO=100)
Be = Kr x Kd x Ks x B
Kd : factor thd posisi lap bat
Kr : factor thd jml brs lub ldk
Ks : factor thd struktur geologi

2.Spacing, S
Jarak diantara lub ldk dlm 1 grs yg sejajar bid bebas.
S = (L+7B)/8
S : spacing (m), L : tinggi jenjang, B: burden

3.Stemming, T
Kolom material penutup lub ldk di atas kolom isian badak
T = 0,45 x De x (Stv/SGr) pangkat 0,33 (Ft)

4.Subdrilling, J
Mrpkn pjg lub ldk yg berada di bwh grs lantai jenjang yg berfungsi utk membuat lantai jenjang relatif rata setelah peledakan.
J = 0,3 B (m)

5. Waktu Tunda
Untuk mendapatkan perbedaan waktu pldkn antara 2 lub ldk shg diperoleh pldkn scr beruntun.
Tr = Tr x B
Tr : waktu tunda antara brs lub ldk (ms)
Tr : konstanta waktu tunda

6. Pemakaian badak
Utk menentukan jml badak yg digunakan dlm setiap lub ldk mk ditentukan loading density.
de = 0,34 x SGe x De kuadrat
de : loading density (lb/ft)
Menentukan banyaknya badak setiap lubang :
E = Pc x de x N
E : jml badak
Pc: tinggi kolom isian (m)
de : loading density (kg/m)
N : jml lub ldk

B. Geometri Peledakan R.L. ASH

BIAYA PEMBONGKARAN
Jml biaya pemboran dengan biaya peledakan.

Biaya Peledakan:
1. Biaya handak + primer
2. Biaya perlengkapan :
-Detonator, Sb Ledak, Sb Api, Nonel, M-S Delay
3. Depresi Alat : Exploder
4. Operator (juru ledak) N Tenaga Bantu

TUNNELING

SEWDISH METHOD
Nomenklatur 

CUT HOLE – parallel hole cut


V CUT


Fungsi :
Cut Hole : diledakan utk membuat lub bebas
Cut Spreader hole : memperlebar bid bebas
Stopping hole : meledakan bag tengah dr penampang lub bukaan
Roof hole : meledakan bag atap
Wall hole : meledakan ddg kiri dan kanan
Floor Hole : meledakan lantai

Pola Pemboran Peledakan di Terowongan 

5. PELEDAKAN TERKENDALI
Teknik peledakan yg dipakai/ pola pemboran dan peledakan diatur sedemikian rupa utk mengatur overbreak dan mengatur stabilitas formasi batuan yg tertinggal (dpt berupa ddg batuan).

Metode Peledakan Terkendali :
A. Line Drilling
Bertujuan membuat suatu bid lemah melalui mana batuan dpt dibongkar. Lb2 bor yg dibuat segaris membantu memantulkan gel lanjut, mengurangi efek penghancuran dr batuan di luar batas pembongkaran


B. Cushion Blasting
Cara pldkn yg menyerupai line drilling, diameternya 51-89 mm, perbedaannya : pd custhon blasting, lb2 yg rapat diisi sedikit badak dan terdistribusi dgn baik, setelah terisi disumbat dgn tanah, kmd dipadatkan, dan diledakan setelah lub produksi diledakan.
Keuntungan :
-Jml lub bor dibutuhkan sedikit
-Pd bat nitrogen penerapan CB lebih baik Hslnya (Bat yg diperoleh lebih baik)
Kerugian:
-mahal krn hrs memindahkan hsl pldkn
-Kelambatan produksi krn penggalian utk seluruh areal tdk dpt sekaligus


C. Smooth Blasting
Paling terkenal dan diterapkan pd penerowongan (pembuatan terowongan dgn cara peledakan) serta diledakan paling akhir.
Perbedaan SB dgn CB:
-pd SB lub2 stemming di bag atas tapi tdk seluruh bag lubang, shg ada bag lub yg berisi udara.
-SB isiannya berada di bwh


D. Presplitting

Pd lub yg besar diisi badak, diledakan presplit holenya terlebih dahulu shg terjadi rekahan

Apabila pd bag diatas diledakan akan tjd gel kejut. Gel kejut yg timbul akan dipantulkan shg tdk mengganggu bangunan disekitar


sumber : http://alibie-analyzer.blogspot.com
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Miner Sriwijaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger