Albert Einstein adalah seorang Fisikawan asal Jerman yang terkenal dengan teori Relativitasnya. meninggal saat usianya 76 tahun. Tahukah kalian jika 7 jam setelah kematian yaitu pada tahun 1955 otaknya diambil dan dijadikan sebagai bahan riset. Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brillian dalam dunia fisika dan matematika. dan dimiliki oleh seorang ahli patologi dari Missouri, Amerika Serikat. Thomas Hervey, ahli patologi ini adalah salah seorang dari para dokter yang melaksanakan otopsi atas ahli fisika ini.
Dr. Marion C. Diamond adalah pembedah otak Einstein. Waktu mempelajari otak Einstein, dia membandingkan otak Einstein dengan sebelas otak manusia lain. Otak yang dijadikan otak pembanding itu adalah otak milik orang-orang yang, secara intelektual, dinilai rata-rata dan meninggal pada usia yang relatif sama dengan Einstein, 76 tahun.
Apa yang ditemukan oleh Dr. Diamond adalah bahwa, secara fisik, tidak terdapat perbedaan yang berarti antara otak Einstein dengan sebelas otak lainnya. Hanya, ada satu pengecualian yang sangat menarik. Bagian yang sangat menarik itu adalah adanya sejenis sel yang berjumlah amat banyak di daerah otak tertentu.
Daerah itu kemudian disebut Area 39 dan terletak di lobus parietal inferior (bagian dari neokorteks yang terletak di sebelah atas belakang otak manusia). Menurut Dr. Diamond lebih jauh, Area 39 ini merupakan area otak milik Einstein yang sangat berkembang. Dia dan para peneliti otak lainnya percaya bahwa area ini merupakan area yang paling canggih di dalam otak.
Jika ada kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami kesulitan dalam pencitraan abstrak, mengingat, menaruh perhatian, dan sadar-diri. Secara garis besar, mereka akan kesulitan membaca, mengenali huruf, mengeja, atau menghitung. Mereka juga akan kesulitan dalam menyatupadukan masukan yang diperoleh melalui penglihatan, pendengaran, atau perbuatan.
Pendeknya, jika Area 39 ini rusak atau tidak berkembang, orang akan banyak kehilangan potensi intelektualnya.
Einstein mengembangkan Area 39 ini secara luar biasa sehingga dia memiliki apa yang disebut sebagai ”kecerdasan cair”. ”Kecerdasan cair” adalah ukuran efisiensi kerja otak bukan ukuran jumlah fakta yang tersimpan di dalamnya. Kejeniusan Einstein tampaknya bukan merupakan hasil anugerah dari Tuhan saja, yaitu berupa ”kecerdasan cair” yang ada di dalam otaknya, melainkan juga merupakan hasil dari upaya Einstein dalam memperkaya otaknya.
Posting Komentar