Ganesa Batubara


Batubara termasuk dalam golongan batuan sedimen nonklastik yang dapat terbakar dan menghasilkan energi. Ganesa batubara  berasal dari tumbuhan yang tidak mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang sempurna karena adanya bakteri anaerob, berwarna coklat sampai hitam yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang mana mengakibatkan pengayaan kandungan karbon.


Proses pembentukan batubara dari tumbuhan melalui dua tahap, yaitu :
  1. Tahap pembentukan gambut (peat) dari tumbuhan yang disebut proses peatification
Gambut adalah batuan sediment organic yang dapat terbakar yang berasal dari tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam keadaan tertutup udara ( dibawah air ), tidak padat, kandungan air lebih dari 75 %, dan kandungan mineral lebih kecil dari 50% dalam kondisi kering.
  1. Tahap pembentukan batubara dari gambut yang disebut proses coalification
Lapisan gambut yang terbentuk kemudian ditutupi oleh suatu lapisan sediment, maka lapisan gambut tersebut mengalami tekanan dari lapisan sediment di atasnya. Tekanan yang meningkatakan mengakibatkan peningkatan temperature. Disamping itu temperature juga akan meningkat dengan bertambahnya kedalaman, disebut gradient geotermik. Kenaikan temperature dan tekanan dapat juga disebabkan oleh aktivitas magma, proses pembentukan gunung api serta aktivitas tektonik lainnya.
Peningkatan tekanan dan temperature pada lapisan gambut akan mengkonversi gambut menjadi batubara dimana terjadi proses pengurangan kandungan air, pelepasan gas gas ( CO2, H2O, CO, CH4 ), penigkatan kepadatan dan kekerasanb serta penigkatan nilai kalor.
Komposisi batubara terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P, dan unsur unsur lain (air, gas, abu)
Secara Horisontal maupun Vertikal endapan batubara bersifat heterogen.Perbedaan secara horisontal disebabkan oleh:
-Perbedaan kondisi lapisan tanah penutup
-Mineral pengotor yang dibawa oleh sedimen rawa.
Perbedaann vertical terajdi karena:
Pengendapan berkali2, endapan yang paling bawah yang paling tua dengan kualitas terbaik.
Teori berdasarkan Tempat terbentuknya
Teori Insitu :
Bahan2 pembentuk lapisan batubara terbentuk ditempat dimana tumbuh2an asal itu berada. Dengan demikian setelah tumb mati, belum mengalami proses transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification.
Ciri :
-Penyebaran luas dan merata
-Kualitas lebih baik
Cth : Muara Enim
Teori Drift:
Bahan2 pembtk lapisan batubara terjadi ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati mengalami transportasi oleh media air dan terakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami coalification.
Ciri :
-Penyebaran tdk luas ttp banyak
-kualitas kurang baik (mengandung psr pengotor).
Cth : pengendapan delta di aliran sungai mahakam.

Reaksi Pembentukan BB

5(C6H10O5) à C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O +6CO2 + CO
Cellulosa Lignit gas metan
5(C6H10O5)à C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O +6CO2 + CO
Cellulosa bitumine gas metan

Bentuk Lapisan2 Batubara

Berdasarakan lapisan batubata dibagi menjadi 2:
-Plies (lapisan utuh)
-Split (terdapat 2 lapisan atau lebih)
Pada awal pembentukan gambut sebagian besar perlapisan mendatar (tergantung dr topografi cekungan pengendapannya).
Setelah bekerja gaya geologi akan terdapat bermacam2 bentuk perlapisan Batubara.
1. Horse Back (tjd post depositional)
2. Pinch (tjd post depositional)
3. Burriea Hill ( tjd krn adanya intrusi magma)
4. Fault (patahan)
Patahan bukan hanya tjd krn gempa namun juga bisa krn lap dibawahnya adl psr yg dlm keadaan jenuh bisa berpindah.
5. Lipatan
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Miner Sriwijaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger