1. Mula jadi
Perlit terdapat pada hasil letusan atau lelehan dibagian bawah atau tengah. Hal ini di interpretasikan bahwa terjadinya perlit disebabkan oleh proses pertilisasi selama atau pada waktu pembekuan. Proses tersebut berlangsung pada temperatur tertentu yang disebabkan oleh berat lapisan diatasnya.
Selama pertilisasi berlangsung terjadi penambahan air yang berasal dari batuan sekitarnya atau post magmatic hydration. Pecahan-pecahan perlit berbentuk kulit bawang (union skin fracture), mungkin disebabkan oleh gaya tarikan (strain) pada waktu proses pendinginan.
Tebal lapisannya mencapai ratusan meter. Umumnya batuan pengandung tersebut adalah batuan piroklastik, sediment tufaan yang kadang-kadang mengandung kerakal (pebbles) tersisipkan bersama-sama dengan anglomerat amygdaloidal. Perlit yang terdapat pada batuan intrusi didekat permukaan umumnya berbentuk kubah (dome), retas (dike), dan sill.
2. Mineralogi
Struktur aliran ditandai dengan warna goresan merah atau coklat. Selain itu terdapat pula mineral-mineral biotit yang berwarna coklat, yang yang dapat menunjukkan arah aliran.
Perlit merupakan batuan yang dihasilkan dari kegiatan vulkanik, berkomposisi riolitik, berstruktur perlitik, dan umumnya mempunyai kandungan air lebih besar dari obsidian (glossary of geology) pada endapan yang berbentuk memancar (radier) atau sentripetal. Umur batuan pengandung umumnyatersier sampai kwarter, jarang yang berumur lebih tua.
3. Potensi
Sesuai dengan keterjadiannya, perlit selalu nerasosiasi dengan aktivitas gunung berapi, sehingga banyak kemungkinan keterdapatannya di Indonesia yang kaya akan gunung berapi.
Dari berbagai studi dapat diinventarisasi keberadaan, potensi dan hasil analisis kimia perlit di Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Pansurnapitu, Sumatra Utara
Perlit ditemukan di daerah Pansurnapitu, kecamatan Silindung, kabupaten Tapanuli Utara. Perlit berada dalam suatu endapan bersama dengan obsidian sebagai bongkah-bongkah di dalam tufa, berwarna keabu-abuan, dan keputihan agak lunak.
Dari hasil pmeriksaan di laboratorium contoh perlit ini pengembangannya sampai 153,3% dari hasil crucible test.
b) Bukit Sikaping, Sumatra Barat
Perlit di daerah ini ditemukan bersama dengan obsidian sebagai bongkah-bongkah dalam tufa. Perlitnya agak keras, nerwarna keabu-abuan, dengan faktor pengembangan 9,4% dari hasil crucible test.
c) Mutaralam, Lampung
Perlit ditemukan sebagai aliran riolit dan berlokasi di daerah Mutaralam, Kecamatan SumberJaya, Kabupaten Lampung Utara. Hasil dari Laboratorium (crubble test) menunjukkan bahwa pengembangannya sebesar 269%
Dengan hasil kimia :
SiO2 = 7,94%; Al2O3= 18,45%
Fe2O3 = 0,23%; FeO = 0,21%
CaO = 1,46%; MgO = 0,30%
Na2O = 2,80%; K2O = 1,60%
TiO2 = 0,16%; P2O5 = 0,01%
MnO = 0,06%; H2O = 0,76%; H2O + = 3,03%
d) Dan beberapa daerah lain yang terdapat di Indonesia.
Posting Komentar